Jenis Serangan pada Jaringan Komputer :
1. Serangan DDoS
(Distributed Denial of Service)
Serangan
DDoS melibatkan botnet yang menyerang server dengan volume traffic palsu,
mengakibatkan server overload dan membuat situs web tidak dapat diakses.
Serangan ini dapat menyebabkan kerugian finansial dan gangguan operasional.
2. Man-in-the-Middle Attack
(MITM)
Penyerang
pada serangan MITM mencegat lalu lintas antara jaringan dan sumber data
eksternal atau internal. Serangan ini memanfaatkan protokol keamanan lemah,
mengakses kredensial pengguna, dan mencuri data sensitif.
3. Unauthorized Access
Serangan
akses tidak sah terjadi akibat kata sandi lemah atau jaringan tidak
terenkripsi. Penyerang menebak kata sandi, masuk ke jaringan, atau menggunakan
teknik social engineering dan phishing.
4. Insider Threat
Ancaman
dari dalam organisasi, seperti karyawan atau mantan karyawan, dapat menyebabkan
kerugian besar. Serangan insider sulit dideteksi karena pelaku sudah memiliki
akses ke sistem dan data.
5. Privilege Escalation
Penyerang
menggunakan eskalasi hak akses istimewa untuk memperluas kontrol atas sistem
atau jaringan target. Menerapkan prinsip hak istimewa terkecil dapat mencegah
serangan ini.
6. SQL Injection
Serangan
SQL injection terjadi ketika penyerang memasukkan kode berbahaya melalui
formulir input pengguna pada situs web atau aplikasi. Situs web yang tidak
memvalidasi input rentan terhadap serangan ini.
Langkah
Pencegahan
1. Next Generation Firewall
(NGFW)
Menerapkan
NGFW dapat mendeteksi dan merespons ancaman yang masuk ke jaringan. NGFW
memberikan pemantauan realtime, mengidentifikasi serangan yang mengelak, dan
melindungi perangkat bisnis penting.
2. Network Analytics
Solusi
keamanan terintegrasi dengan Network Analytics membantu memantau lalu lintas
jaringan dengan lebih baik. Informasi kontekstual yang tepat waktu memungkinkan
respons yang lebih cepat terhadap ancaman.
3. 'Umpan' Jaringanc
Solusi
keamanan dengan teknologi tipuan menciptakan umpan di seluruh jaringan, menarik
pelaku kejahatan untuk meluncurkan serangan. Ini memungkinkan deteksi ancaman
pada semua tahap siklus serangan.
4. Segmentasi Jaringan
Menerapkan
segmentasi jaringan membatasi interkonektivitas antar segmen, memperlambat
pergerakan lateral penyerang. Jika ada pelanggaran, segmentasi membatasi
kerusakan pada satu segmen.
5. Network Address
Translation (NAT)
NAT
memetakan alamat IP internal ke alamat publik, mengurangi risiko pemahaman host
oleh penyerang. Ini membuat serangan lebih sulit dilakukan karena alamat IP
yang diketahui sangat minim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar